
Dalam rangka memperingati HUT ke-80 RI, HUT ke-74 RSO, HKN ke-61 Tahun 2025, meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan pengetahuan praktis klinis tentang kalsium dan penggunaan terapinya di RSO Soeharso. Dan kali ini RSO Soeharso dengan bangga menyelenggarakan Seminar Kesehatan Nasional Online : “Calcium : From Science to Clinical Practies” di Ruang Auditorium Lt. 3 Gedung Perkantoran Kita semua mengetahui kalsium memainkan peran penting dalam kesehatan manusia, mempengaruhi struktur tulang dan gigi, fungsi otot dan saraf, serta kesehatan kardiovaskular, jelas Dr. dr. Mujaddid Idulhaq, Sp.OT(K), M.Kes, selaku moderator. Meskipun kalsium penting, asupan yang berlebihan atau tidak tepat dapat menyebabkan efek samping seperti batu ginjal atau masalah kardiovaskular.
Sebagai narasumber dalam seminar kesehatan online adalah pertama, Matthew Justyn, S.Si, M.Farm.Klin dengan materi Genetic Screening for Vitamin D and Calcium Metabolism : A Tool for Targeted Osteoporosis Prevention. Kedua, Prof. Dr.dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K), Ketiga, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD.Ph.D dan keempat, Dr. Server Bozdogan MD, Ph.D.
ADVANCED CALCIUM RESEARCH INSTITUTE (ACRI) adalah sebuah lembaga atau institusi riset yang berfokus pada penelitian lanjutan tentang kalsium dan peranannya dalam berbagai aspek kesehatan, nutrisi, dan penyakit.
Jika nama ini adalah institusi nyata atau konseptual, maka tujuan umumnya bisa meliputi:
- Meneliti peran kalsium dalam kesehatan tulang, otot, dan sistem saraf.
- Mengembangkan suplementasi kalsium atau teknologi baru untuk penyerapan kalsium.
- Mempelajari hubungan antara kalsium dan penyakit degeneratif seperti osteoporosis atau penyakit jantung.
- Mengedukasi masyarakat atau tenaga kesehatan tentang pentingnya homeostasis kalsium.
Ulasan ini membahas peran kalsium yang beragam, mulai dari ilmu dasar hingga aplikasi klinisnya, termasuk suplementasi dan potensi risikonya. Suplemen kalsium sering direkomendasikan untuk mencegah dan mengobati osteoporosis, suatu kondisi yang ditandai dengan kepadatan tulang yang rendah dan peningkatan risiko patah tulang.