A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang terledilewati oleh jalur gunung berapi yang disebut ring of fire. Letak dan identitas geo demikian mengakibatkan indonesia mempunyai risiko yang tinggi akan timbulnya bencana alam. Data United Nations University (UNU) pada tahun 2012 menyebutkan bahwa Indonesia termasuk dalam urutan ke-26 dari 171 negara di dunia dalam hal risiko bencana di dunia (University, 2012). Indonesia juga mempunyai potensi bencana lain yaitu bencana yang ditimbulkan oleh ulah manusia antara lain banjir, kecelakaan transportasi, kebakaran hutan, kecelakaan industri, kelaparan, dan bencana konflik.
Kesehatan selalu menjadi titik utama perhatian dalam usaha penanganan bencana (Mehta, 2006). Usaha penyelamatan korban, penanganan korban saat tanggap darurat, pelayanan kesehatan di pengungsian dan rehabilitasi korban bencana merupakan tugas rumah sakit (RS) sebagai penyedia layanan kesehatan (DR. T. Marwan Nusri, 2009). Pedoman Safe Hospital tahun 2024 menekankan pentingnya kesiapan rumah sakit dalam menghadapi bencana melalui penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana Rumah Sakit (RPBRS). Dokumen ini menjadi acuan dalam melaksanakan mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga pemulihan pasca bencana agar rumah sakit tetap berfungsi optimal. Kesiapan RS saat terjadi bencana ditentukan oleh efektifitas RS dalam membuat “Hospital Disaster Plan” atau disingkat HOSDIP.
Workshop ini dilakukan selama 3 (tiga) hari dengan melibatkan jajaran direksi dan manajemen di rumah sakit, serta dirancang untuk membantu manajemen rumah sakit dalam memahami konsep rumah sakit aman bencana sesuai dengan standar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
RSO Soeharso sebagai rumah sakit rujukan nasional perlu memiliki Hospital Disaster Plan yang komprehensif, terintegrasi, dan sesuai dengan regulasi terkini. Oleh karena itu, penyelenggaraan workshop ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas staf rumah sakit dalam menyusun Hospital Disaster Plan yang adaptif terhadap potensi bencana di wilayah Surakarta dan sekitarnya.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan kapasitas staf RSO Soeharso dalam menyusun RPBRS yang sesuai dengan Pedoman Safe Hospital 2024.
Tujuan Khusus
1. Memberikan pemahaman tentang prinsip Safe Hospital 2024.
2. Menyusun draft Hospital Disaster Plan RSO Soeharso.
3. Melatih staf dalam penyusunan dokumen Hospital Disaster Plan (mitigasi, kesiapsiagaan, respons, pemulihan).
4. Mengembangkan mekanisme koordinasi internal dan eksternal rumah sakit dalam penanggulangan bencana
C. Materi
1. Prinsip Safe Hospital 2024 dan Regulasi Terkait
2. Konsep RPBRS: mitigasi, kesiapsiagaan, respons, pemulihan
3. Identifikasi risiko bencana dan kapasitas RS
4. Identifikasi Risiko Bencana dan Kapasitas RS
5. Diskusi dan Penugasan Kelompok
6. Penyusunan Struktur Komando Bencana (HICS/ICS RS)
7. Penyusunan Rencana Respons RS (evakuasi, surge capacity, logistik medis)
8. FGD: Penyusunan Draft RPBRS
9. Finalisasi Draft RPBRS
10. Peyusunan Mekanisme Monitoring & Evaluasi RPBRS
11. Review dan Rekomendasi Tindak Lanjut
D. Peserta
Internal dan eksternal RSO (Staf manajerial, medis, keperawatan, penunjang, serta tim K3RS/komite bencana) sejumlah 40 Orang
E. Fasilitator
Narasumber dari Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah/Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Yogyakarta sebagai berikut :
1. Budi Santoso, S.Psi. M.K.M
2. Dr. Al Afik, S.Kep., Ns., M.Kep
3. dr. Tri Yunanto Arliono, Sp.EM, KDM
4. Zakariya Achmad, M.Psi
F. Pelaksanaan dan tempat :
Hari / Tanggal : Rabu - Jum’at / 05 - 07 November 2025
Waktu : 07.30 - 16.00 WIB
Tempat: Ruang Auditorium Lantai 3 RSO Soeharso Surakarta
G. Administrasi Peserta
Biaya Pelatihan :
Pegawai RSO : Gratis
Peserta luar RSO : Rp. 2.000.000,-
H. Sekretariat
Tim Kerja Pendidikan dan Pelatihan RSO
Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo
Telp : 0271 714458
Ext : 125
Contact Person : Timker DIKLAT - 08979752065