
Pada tahun 2003 WHO mencatat lebih dari 75 juta orang di Eropa, Amerika dan Jepang menderita osteoporosis dan penyakit tersebut mengakibatkan 2,3 juta kasus patah tulang per tahun di Eropa dan Amerika. Sedang di Cina tercatat angka kesakitan sebesar 7% dari jumlah populasi.
Hasil analisa data risiko Osteoporosis pada tahun 2005 dengan jumlah sampel 65.727 orang ( 22.799 laki-laki dan 42.928 perempuan) yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Depkes RI dan sebuah perusahaan nutrisi pada 16 wilayah di Indonesia secara selected people (Sumatera Utara & NAD, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan & Bangka Belitung & Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali & NTB & NTT, Kalimantan, Sulawesi & Maluku & Papua) dengan metode pemeriksaan DMT (Densitas Massa Tulang) menggunakan alat diagnostik clinical bone sonometer, menunjukkan angka prevalensi osteopenia (osteoporosis dini) sebesar 41,7% dan prevalensi osteoporosis sebesar 10,3%. Ini berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia memiliki risiko untuk terkena osteoporosis, dimana 41,2% dari keseluruhan sampel yang berusia kurang dari 55 tahun terdeteksi menderita osteopenia. Prevalensi osteopenia dan osteoporosis usia < 55 tahun pada pria cenderung lebih tinggi dibanding wanita, sedangkan >55 tahun peningkatan osteopenia pada wanita enam kali lebih besar dari pria dan peningkatan osteoporosis pada wanita dua kali lebih besar dari pria.
Sebenarnya kejadian osteoporosis dapat ditunda ataupun dicegah, sejak pembentukan tulang dalam kandungan dan balita (bawah lima tahun). Selanjutnya usia pencegahan yang paling berarti adalah dari usia 8-16 tahun, dimana terjadi pemadatan tulang dan percepatan tumbuh sewaktu remaja. Ternyata tidak hanya kuantitas tulang yang berpengaruh, tetapi juga kualitas tulangnya. Investasi terhadap tulang terjadi pada usia dini, yang mencapai puncaknya pada awal usia 20 tahunan sampai 30 tahun.
Pada tahun 2002 Menteri Kesehatan R.I. mencanangkan Hari Osteoporosis secara nasional yang diikuti dengan pencanangan Bulan Osteoporosis. pada tahun 2003. Selanjutnya pada tahun 2005 Bulan Osteoporosis Nasional diperingati di Jakarta sekaligus kampanye pencegahan penyakit tersebut. Dalam tahun 2005 kegiatan BON dilangsungkan pada tanggal 20 September hingga 20 Oktober.