
Fraktur adalah terputusnya diskontinuitas susunan tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Rendy & Margareth, 2012). Fraktur bisa terjadi akibat berbagai faktor seperti proses degeneratif dan patologi namun penyebab fraktur terbanyak yaitu akibat kecelakaan, baik itu kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya(Riswanda,et al., 2017).
Penatalaksanaan fraktur dapat dilakukan dengan konservatif maupun operatif (pembedahan). Penatalaksanaan konservatif dilakukan dengan 2 pemasangan gips dan traksi sedangkan proses pembedahan pada fraktur dengan cara Open Reduction and Internal Fixation (ORIF), fiksasi eksternal dan graft tulang (Handayani,et al., 2019). ORIF merupakan prosedur pembedahan yang dilakukan dengan membuka tempat fraktur dimana fragmen disejajarkan langsung (Asikin, et al., 2016).
Fraktur tungkai atas atau lazimnya disebut fraktur femur (tulang paha) memiliki insiden yang cukup tinggi (Amrizal, 2007). Metode operatif merupakan metode yang paling cocok karena beberapa fraktur (misalnya pada batang femur) sulit direduksi dengan manipulasi karena tarikan otot yang sangat kuat dan membutuhkan waktu traksi yang lama (Apley, 2012).
Fraktur pada ekstremitas harus secara lembut diluruskan baik menggunakan traksi maupun splint untuk mengurangi rasa sakit, kehilangan 2 darah, iskemik atau nekrosis kulit dan cedera pada saraf, pembuluh darah (Apley, 2012).
Traksi adalah praktik menarik tulang yang patah atau bagian tubuh yang terkilir dengan cara yang lambat dan mantap untuk meluruskannya kembali ke posisi yang tepat dan menjaganya tetap stabil . Hal ini biasanya dilakukan dengan tali, beban, dan katrol. Traksi juga dapat digunakan untuk mencegah atau mengendalikan kejang otot.
Traksi digunakan terutama untuk fraktur tulang panjang yang oblique atau spiral dan mudah bergeser akibat kontraksi otot. Traksi dapat menarik tulang panjang dan memisahkan dua fragmen fraktur, tetapi sulit untuk mempertahankan fraktur tetap diam dan reduksi yang akurat. Penggunaan traksi juga berarti pasien akan memerlukan rawat inap dengan jangka waktu yang lebih panjang. Hal yang baik dari penggunaan traksi adalah bahwa pasien dapat tetap bergerak dan melatih otot. Terdapat tiga jenis traksi yaitu traksi melalui gravitasi, traksi kulit, dan traksi tulang.